sebuah proses perjalanan, yang terkadang terasa, dan terkadang berjalan begitu saja tanpa rasa. proses pengenalan, dan singkatnya waktu, tidak memberikan pemikiran lebih matang, melihat dari segi cinta, materi dan fisikly, dengan satu tujuan kami dipertemukan, dengan satu jalan kami berusaha saling menerima, dengan satu visi dan misi kami berusaha memperbaiki, dengan satu niat kami mensegerakan tanpa melihat sisi duniawi. tergolong nekad mungkin, bahkan sekarang dalam pemikiran yang sengaja lewat, begitu nekad nya diriku dulu :).
pertimbangan usia dan kepribadian menjadi pemikiran yang dalam waktu aku menerimamu, perbedaan usia 11 tahun, bukan hal kriteria yang aku inginkan, jauh dari bayangkan, tapi kembali satu tujuan yang membuat diriku yakin. april akhir, juli lamaran, 20 agustus 2006 kami diikatkan oleh Allah dengan tali yang kuat " mistaqon gholigon ". semenjak itu kami berjuang, menangis, tertawa, merangkak berasama, memperbaiki dan berproses bersama. arti sebuah pernikahan bagi kami bukan kebahagiaan yang berusaha dihadirkan, kami melaluinya dengan menyelesaikan masalah- masalah dan ujian yang Allah beri satu per satu, walau kadang emosiku tak kuat menahannya, menangunggnya, suamiku lah yang berusaha menguatkan dan mengoptimiskan diri yang sudah rapuh, saat kelelahan jiwa suami pun hadir, diriku yang segenap semampunya menyemangatinya untuk menyadarkan bahwa proses kehidupan masih panjang, fluktuasi iman diantara kami beruda tidak berbarengan waktu, saat imanku kendor, suamilah yang mendobrak untuk kembali mengingatkan, dan juga sebaliknya. kenikmatan dan kebahagian yang nyata buka kami rasakan saat kami bisa makan dilestoran mahal, jalan - jalan dan shoping di mall, hanoymoon, kami merasakan kebahagian sesunguhnya didalam internal keluarga kecil ini adalah saat kami bisa membantu, menyayangi tanpa kata, menganti peran untuk mewujudkan suatu cita - cita pribadi. dalam kehiduapan tak akan bisa menolak sebuah ujian hidup, apalagi dua pribadi, ujian mengajarkan akan adanya menyelesaikan bersama, tidak individual, karena kita bersama.
untuk pendamping hidupku, yang ditakdirkan menemani keempat tahunnya..........
air mataku menetes, bukan karena aku sedih atau kau sakiti, air mataku menetes akan waktu yang mungkin sangat pendek, keempat tahun, mudah diucapkan tapi saat flash back membuat airmataku jatuh tanpa izin. hinaan, diremehkan, proses emosi, pencarian pintu dan kunci rezki, kita lalui bersama. letupan emosiku yang terkadang menambah masalah, tetapi dirimu bisa memahami, merasa diriku malu untuk mengucap " maaf", disaat diriku ingin sendiri dikondisi kejenuhan menjalankan peran, dirimu memberikan aku waktu untuk bisa menenangkan, membahagiakan diri, dengan mengantikan peran diriku barang sedkit hari, sikapmu membuat diriku malu hanya berucap kata " terima kasih", semua proses .......
perih luka itu masih terasa.... engkau selalu mengingatkan, jika apa yang kamu lakukan karena Allah semuanya ikhlas akan ringan menjalankan semua peran yang Allah takdirkan.
SEmoga Allah merahmati pernikahan keempat tahun ini menjadi pernikahan yang bahagia dan bermanfaat bagi banyak orang. ameen .
1 komentar:
nagis lagi baca ini.keren juga tulisanku, bisa mengharukan!:P
Posting Komentar