Tahap Anak Belajar Membaca
Filed under: Keluarga by ika maya susanti — 3 Comments 10 January, 2007
Belajar Membaca Ada Tahapannya
Keinginan untuk memiliki anak yang bisa membaca dalam usia dini memang menjadi dambaan setiap orangtua saat ini. Jangankan menunggu anak duduk di usia SD terlebih dahulu, belum menginjak usia TK saja banyak orangtua yang sudah menginginkan anaknya memulai belajar membaca.
Padahal, anak memiliki tahapan usia tersendiri untuk siap bisa menerima pelajaran. Namun jika sampai menunggu waktu di usia SD, kebanyakan anak menjadi susah untuk melalui proses belajar membaca jika dibandingkan mereka yang sudah menerimanya terlebih dahulu di waktu TK.
“Ibu-ibu tahu kan kalau pelajaran itu sebetulnya tidak boleh diberikan waktu usia belum SD. Ini karena anak punya tingkat kemampuan membaca sehingga harus bertahap dan tidak boleh dijejelin. Ia harus belajar sesuai dengan pertumubhan atau fase dimana apa yang harus diberikan kepadanya,” jelas Josua Uktolseja, Pembimbing Metode Fonem dari Jakarta.
Dalam pertemuannya dengan para orangtua dari siswa yang mengikuti program Fonem di TK Kinderland Legenda Malaka, Sabtu (11/3) sore, ia menjelaskan dan memberikan pemahaman sederhana tentang bagaimana pola kembang anak dalam proses belajar membaca.
“Metode yang selama ini diajarkan di sekolah sebetulnya lebih pada metode mengahfal dan langsung dikasih banyak. Misalnya baris pertama ba bi be bo bu. Terus baris kedua sama. Baris ketiga biasanya baru ba ba ba ba ba. Jadi anak dibiasakan untuk menghafal,” jelas pria yang akrab dipanggil dengan nama Jo ini.
Lain halnya dengan metode Fonem yang ditemukannya. Menurut Jo, anak diajarkan cara membaca dengan imajinasi atau simbol. Misalnya huruf B, diartikan sebagai sumpit dan bakso yang harus dimakan sehingga bisa keluar suara B.
Dalam tingkatan-tingkatan yang dimaksudkan Jo membuat anak memiliki target pencapaian penguasaan pengenalan huruf dalam beberapa pertemuan. Secara normal dalam delapan kali pertemuan, anak sudah bisa mengausai L B K H dan vokal A I U E O. Sedangkan huruf konsonan lainnya dapat dikuasai dalam tingkatan-tingkatan berikutnya.
Ketika kurang dari delapan kali pertemuan, anak tetap melalui proses membaca. Namun ketika ia harus membaca dengan huruf yang belum diajarkan kepadanya, ia akan ditunjukkan dengan gambar bukan huruf. Misalnya kalimat “Bili beli apel”, kata apel bukan ditulis namun dibaca dengan gambar apel.
Selain itu dalam metode Fonem, para guru yang mendampingi murid telah dibekali dengan pengetahuan psikologi anak terlebih dahulu. Jadi, anak tetap belajar namun tidak mengabaikan ketika muncul keinginannya untuk bermain. (ika)
Tetap Bekerja dengan Kanan dan Kiri
Betapa Yuni telah kehabisan akal untuk mengajari putranya, Juan, menulis dengan tangan kanan. Meski diajari bahkan dilarang untuk menulis dengan tangan kanan oleh guru dan orangtuanya di rumah, Juan tetap merasa canggung ketika menggoreskan pensil dengan tangan kanannya.
Josua Uktolseja, Pembimbing Metode Fonem dari Jakarta pun kemudian mengecek kekuatan fisik Jua. Ketika diminta menuliskan nama Juan di atas kertas, tangan kiri Juan lebih kuat mengguankan tangan kiri ketika memegang pensil dibandingkan dengan tangan kanan. Demikian pula ketika kedua tangan Juan diminta untuk mendorong tangan Jo, tangan kirinya memiliki kekuatan lebih jika dibandingkan dengan tangan kanan.
Menurut Jo, jika ada anak seperti Juan yang mulai menunjukkan gejala seperti itu, biarkan mereka tetap bekerja dengan dua kekuatan tangan. “Jangan hapus kebiasaan mereka untuk bekerja dengan tangan kiri. Terus ajarkan anak bekerja dengan tangan kanan dan tetap biarkan ia juga punya kebiasaan untuk berekja dengan tangan kiri,” demikian anjuran Jo.
Malah menurut Jo, anak seperti Juan ini kelak dapat berpotensi sebagai olahragawan yang baik. Misalnya ketika ia bermain bulutangkis atau bola, ia dapat mengandalkan kekuatan tubuh bagian kiri sama halnya dengan ketika menggunakan tubuh bagian kanan. “Komunikasikan juga hal ini kepada guru,” imbuh Jo. (ika)
Meski masih hidup secara sel, semua cikal bakal organ penting janin terbentuk di trimester ini. Sayangnya, kurun waktu ini pun amat rawan terhadap kemungkinan terjadi kecacatan fatal.
Pembagian tahapan usia kehamilan menjadi 3 trimester, jelas dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OG, Sonologist, pada dasarnya bertujuan membantu mengelompokkan waktu perkembangan. Sehingga mudah untuk mempelajari proses fisiologis pembentukan janin. Trimester pertama, contohnya, merupakan waktu pembentukan sekaligus perkembangan pesat dari semua sistem dan organ tubuh bayi. Di kurun waktu inilah dimulai keajaiban kuasa Sang Khalik: sebuah sel telur yang telah dibuahi berubah menjadi organisme yang secara anatomik memiliki wujud manusia.
MINGGU KE-1
Merupakan perkembangan awal sejak ovulasi sampai implantasi. Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke saluran telur akibat kontraksi otot-otot rahim dan saluran telur. Dari sekitar 200-300 juta spermatozoa yang dipancarkan ke saluran kelamin wanita, tinggal 300-500 yang mencapai tempat pembuahan, meski nantinya hanya 1 yang dibutuhkan untuk pembuahan. Hanya sperma terbaik yang dapat membuahi sel telur.
Sekitar 80 jam sejak ovulasi, hasil konsepsi (pembuahan) ini berada di ampulla tuba fallopii, yakni bagian terluas pada saluran telur yang terletak dekat dengan rahim. Sintesa inti sel telur dan inti sel sperma inilah yang memungkinkan kromosom-kromosom dari masing-masing inti sel melebur, memadukan semua gen, ciri fisik, sifat, dan temperamen dari ayah-ibu pada bayi mereka.
Selanjutnya, hasil pembuahan ini melanjutkan perjalanannya menuju isthmus tuba (bagian saluran telur tersempit yang memanjang dan menciut antara pangkal saluran telur dan bagian pojok rahim/kornu uteri), sebelum memasuki rongga rahim dalam bentuk embrio.
Sekitar 30 jam setelah terbentuk, zigot kemudian membelah diri. Mula-mula menjadi 2 sel, selanjutnya membelah diri secara deret ukur tanpa henti dengan selang waktu antara 12 dan 15 jam. Sambil terus membelah, zigot yang terdiri dari 12-16 sel dan berbentuk mirip buah anggur yang disebut morula, bergerak menggelinding dari tuba falopii menuju rahim. Dibantu hormon yang dihasilkan oleh rahim, morula memantapkan implantasinya pada lapisan endometrium (desidua) di dalam dinding rahim.
Dari hari ke hari, sel-sel morula terus membelah dan berkembang jadi embrio. Sambil terus membelah sesuai pola deret ukur, sel-sel embrio menyusun diri membentuk tiga lapisan sel. Sel paling luar disebut ektoderm, yang tengah mesoderm, dan lapisan terdalam disebut endoderm. Ketiga kelompok sel inilah yang membentuk seluruh tubuh embrio beserta organ pelengkapnya.
MINGGU KE-2
Di minggu ini, embrio diperkirakan berukuran 0,1-0,2 mm. Sementara hCG (human Chorionic Gonadotropin yang sering disebut hormon kehamilan) baru dapat dideteksi dalam darah ibu pada hari ke-10 atau 11 setelah pembuahan, meski sebelumnya sudah dapat dideteksi lewat media kultur. Karena itulah, kendati sebetulnya sudah dalam keadaan hamil, bila tes urin dilakukan sebelum hari ke-10 sejak terlambat haid, bisa saja hasilnya negatif. Jadi, untuk memastikan kehamilan, pemeriksaan serupa harus diulang beberapa hari kemudian.
MINGGU KE-3
Pada hari ke-15 sampai ke-17, embrio diperkirakan berukuran 0,4 mm. Hanya dalam hitungan hari, yakni pada hari ke-17 sampai ke-19, ukurannya meningkat jadi sekitar 1,0-1,5 mm.
Di minggu ini, cikal-bakal sistem pembuluh darah dan sistem saraf mulai terbentuk. Bahkan, di hari-hari terakhir saat cikal-bakal jantung janin mulai terbentuk, ukuran embrio sudah mencapai 1,5-2,5 mm. Pembentukan mata pun mulai terjadi, meski rongga mata baru akan tampak jelas di minggu ke-6. Secara keseluruhan, pada minggu ini sudah terdapat materi genetik, termasuk warna rambut, bentuk mata, dan intelegensi si calon bayi.
Di kedua sisi tubuh embrio tumbuh suatu tonjolan kecil berupa sekelompok sel yang merupakan cikal-bakal tangan. Selang beberapa hari kemudian, saat tunas tangan memipih, pada kedua sisi tubuh sebelah bawah muncul tonjolan serupa yang merupakan cikal-bakal kaki. Beberapa jenis obat antimual dan obat tidur, di antaranya thalidomide (semacam obat penenang) yang dikonsumsi di awal-awal kehamilan,
terbukti menyebabkan kecacatan pada tangan dan kaki. Semisal berupa tonjolan daging lantaran tak mencapai panjang dan bentuk anggota tubuh yang semestinya.
Demikian juga streptomisin dalam pengobatan TBC yang bisa menimbulkan gangguan pada telinga. Atau kloramfenikol yang bisa membuat sumsum tulang janin rusak, hingga bayi yang dilahirkan akan mengalami kelainan darah dan kelainan kulit yang dikenal sebagai grey syndrome.
Jamu-jamuan dan dan obat-obat penyubur yang tak terkontrol, juga bisa berdampak buruk. Yang mengandung DES (dietil bestrol), misal, ternyata berpeluang menimbulkan kelainan pada alat kelamin bawah. Mulai tak terbentuknya lubang vagina sampai kemungkinan si anak terkena kanker vagina kelak saat ia besar.
MINGGU KE-4
Dengan ukuran sekitar 2 hingga 3,5 mm, jantung mulai berdenyut dan sistem peredaran darah sudah melaksanakan fungsinya meski masih dalam taraf yang sangat sederhana. Cikal-bakal otak sudah bisa dibedakan menjadi tiga bagian utama (prosensefalon, mesensefalon, dan rombensefalon) yang kelak akan menjalankan fungsi masing-masing. Malnutrisi pada ibu hamil akan merusak perkembangan otak janin.
Pada minggu ini pula saraf-saraf spinal yang kelak menjadi cikal-bakal tulang belakang sudah mengalami penebalan. Sementara cikal-bakal telinga sudah terlihat meski masih berupa gelembung. Plasenta atau yang biasa disebut ari-ari juga terbentuk pada minggu ini. Fungsinya bagi janin sangat banyak. Dari menyediakan hormon-hormon yang diperlukan untuk tumbuh kembang dan proses pembedaan sesuai
jenis kelamin janin, sampai mensuplai nutrisi dan oksigen. Di samping itu, ia juga berfungsi sebagai alat pernapasan dan pembuangan sisa-sisa metabolisme janin.
MINGGU KE-5
Di minggu ini embrio diperkirakan berukuran antara 5-7 mm. Pembentukan telinga makin sempurna dengan terbentuknya duktus endolimfatikus, yakni saluran untuk menyalurkan cairan yang terdapat dalam selaput labirin telinga dalam. Demikian pula sistem pencernaan makin sempurna dengan terjadi pembedaan yang kian nyata antara cikal-bakal usus besar dan usus buntu. Bahkan cikal-bakal ginjal dan hati pun sudah terbentuk. Begitu juga struktur muka secara keseluruhan mulai bisa “terbaca”.
MINGGU KE-6
Saat ini embrio diperkirakan berukuran sekitar 7-9 mm, pembuluh-pembuluh nadi di bagian kepala kian jelas terbagi-bagi menurut tugas masing-masing. Di minggu ini rongga mulut sudah tampak. Begitu juga struktur mata sudah terbentuk meski masih berjauhan letaknya. Di tengah-tengah wajah muncul tonjolan hidung. Ruas-ruas tulang belakang sudah terbentuk meski masih terlihat samar. Organ tubuh lain yang juga mulai berkembang di usia kehamilan ini adalah pembungkus saraf, penciuman, kandung kemih, jari-jemari, bahkan otot-otot punggung.
Kekurangan asam folat atau anemia akut bisa mengakibatkan janin mengalami fetal neural tube defect (gangguan tabung saraf) dengan tak terbentuknya sebagian tulang belakang janin sampai kepala dan otak janin.
MINGGU KE-7
Di minggu ini embrio diperkirakan berukuran sekitar 11-17 mm. Pembesaran kepala relatif stabil, sementara tubuhnya yang menyerupai bentuk kubus mengalami pemanjangan meski masih membungkuk seperti udang. Bagian ujung yang semula terlihat seperti ekor kecebong menghilang akibat nekrosis atau kematian jaringan secara fisiologis. Ujung hidung dan tonjolan telinga tampak jelas membentuk cikal-bakal
daun telinga yang sesungguhnya. Kendati kelopak mata masih terlihat samar.
Tunas-tunas lengan sudah menyiku, sementara jari-jari tangan pun sudah mengarah terpisah satu sama lain. Sedangkan pemisahan jemari kakinya samar terlihat, meski telapak kakinya masih rata. Tunas tangan yang lebih cepat tumbuh ketimbang tunas kaki inilah yang agaknya bisa menjawab pertanyaan mengapa bayi kelak lebih dulu belajar memegang benda-benda di sekitarnya ketimbang belajar berjalan.
Sistem saraf pusat, pembuluh-pembuluh nadi, dan saluran usus makin berkembang. Di minggu ini pula proses penulangan tubuh dimulai. Sedangkan batas-batas antara cikal-bakal lengkung ruas tulang belakang dan ruas-ruas tulang iga baru tampak sebagai alur-alur memanjang. Begitu juga persendian pada bahu, panggul, dan lutut mulai kelihatan.
MINGGU KE-8
Pada akhir masa embrional ini, ukuran embrio mencapai kisaran 27-31 mm. Kepalanya membulat dan wajah polos kekanak-kanakan mulai tampak nyata dengan tertariknya bagian antara dahi dan pangkal hidung ke arah dalam, hingga kian memperjelas cikal-bakal kemancungan hidung si janin.
Langit-langit mulut mulai terbentuk, begitu juga kelopak mata serta daun telinga luar. Secara keseluruhan makin menyerupai bayi dengan taksiran berat sekitar 5 gram. Meski masih lemah, permulaan dari rangka tubuh secara keseluruhan sudah rampung dan lengkap terbentuk dalam minggu ini. Semua organ tubuh juga mulai bekerja, meski belum sempurna. Semisal otak yang mulai mengirim sinyal/perintah ke organ-organ tubuh atau hati yang mulai memproduksi sel-sel darah. Tubuh yang ringkih ini pun mulai bisa bergerak secara tak teratur, yang jika dijumlahkan rata-rata sebanyak 60 kali gerakan dalam sejam.
MINGGU KE-9
Bila jenis kelaminnya laki-laki, di usia ini sudah bisa jelas dipastikan. Sementara perempuan masih sesekali meragukan. Aktivitas menelan janin, rata-rata sebanyak 25 kali dalam satu jam. Tangan janin pun mulai bergerak bebas. Dalam arti, tak lagi tergantung pada gerakan tubuh. Sebentuk kuku pada setiap jari tangan dan kakinya muncul di minggu ini. Panjangnya menjadi sekitar 10 cm dengan berat 20 gram. Dalam minggu ini pula pembentukan kulit dan fungsinya berkembang menuju penyempurnaan.
MINGGU KE-10
Pada beberapa janin, aktivitas menelan dan menggerakkan tangannya secara bebas baru dimulai minggu ini. Jenis kelamin perempuan bisa diidentifikasikan secara jelas di minggu ini. Sistem otot dan saraf sudah mencapai tingkat kematangan. Selain telah mampu pula mengirim dan menerima pesan dari otak. Dengan mulai berfungsinya sistem saraf, janin sudah mampu melakukan gerak refleks. Bahkan kaki sudah mampu melakukan gerakan menendang, misal.
MINGGU KE-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.
Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.
MINGGU KE-12
Struktur yang telah terbentuk akan terus bertumbuh dan berkembang kian sempurna. Di usia ini umumnya ibu bisa mendengar denyut jantung bayinya, dengan memakai alat khusus yang disebut fetal dophtone.
Di minggu ini sistem rangka tubuh memiliki pusat pembentukan tulang/osifikasi pada sebagian besar tulang. Sistem pencernaan mampu menghasilkan kontraksi untuk mendorong makanan ke seluruh usus dan mampu menyerap glukosa secara aktif.
Bila diinginkan, di minggu ini pun bisa diagnosa penyakit keturunan semisal thalassemia dan sindroma Down, yang bisa dilakukan lewat pemeriksaan Chorion Villus (CVS) guna memastikan ada-tidak kerusakan pada kromosom. Caranya dengan mengambil sampel sel-sel plasenta yang bisa dilakukan secara transabdominal melalui perut atau leher rahim/transervikal.
Kelainan kromosom dapat terjadi karena ada kelainan kromosom pada orang tua. Atau akibat pengaruh virus, bakteri, penyakit maupun zat berbahaya lain yang menyerang sel-sel embrio.
.
SEP
Mengasuh Anak vs Mengelola Anak
Posted by Ariesandi Setyono
Mata rantai yang hilang dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan di Indonesia : Pendidikan untuk menjadi orangtua profesional
Menjadi orangtua adalah suatu profesi yang sangat mulia. Namun sebagian besar dari kita tidak mengerti harus bagaimana mempersiapkannya. Ketika kita mempersiapkan pernikahan maka kita sibuk memikirkan acara pestanya. Kita sibuk memikirkan siapa yang akan diundang, gaun apa yang akan dikenakan pengantin wanita, makanan seperti apa yang akan dihidangkan, foto kenangan seperti apa yang akan dilakukan dan mungkin juga tempat tinggal seperti apa yang akan dihuni.
Banyak diantara pasangan muda yang menikah tidak mempersiapkan diri untuk mendidik anaknya. Mereka berpikir bahwa kalau menikah dan punya anak maka secara alami kita pasti bisa mendidiknya. Tidak perlu belajar. Tetapi setelah anaknya bermasalah barulah mereka sadar telah membuang waktu untuk belajar. Itupun untung jika masih sadar. Banyak yang tidak menyadarinya sampai tua.
Kebanyakan orangtua sekarang lebih mampu mengelola anaknya ketimbang mengasuh atau mendidiknya. Mengelola adalah kegiatan yang dilakukan dengan pikiran logis. Contohnya menyelesaikan pekerjaan rumah, mengikutkan anak les musik / balet / pelajaran, mengingatkan anak untuk makan, mandi dan tidur. Intinya tentang bagaimana membantu mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan dan menjadi apapun yang mereka inginkan yang sesuai dengan keinginan kita. Kita memperlakukan anak-anak seperti karyawan di kantor yang perlu dikontrol dan diawasi dengan seperangkat aturan.
Apakah dengan cara mengelola seperti itu sudah layak dan cukup disebut mengasuh dan mendidik? Pengasuhan merupakan kegiatan yang kita lakukan dengan pikiran dan juga perasaan. Hal tersebut meliputi memberi pelukan yang cukup banyak, memberi pujian dan menyemangati ketika anak-anak tertekan, memberikan kehangatan untuk menentramkan mereka dan memberikan mereka waktu berkualitas. Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah mengetahui siapa mereka dan membantunya menjadi seperti apa yang ada dalam dirinya. Bukan menjadikan mereka seperti apa yang kita inginkan.
Analogi yang paling buruk tentang pengasuhan anak adalah yang mengibaratkan anak seperti gumpalan tanah liat dan orangtua adalah pematungnya. Hal ini menggambarkan bahwa anak berada dalam pihak yang pasif dan tak berdaya sama sekali. Anak diposisikan tidak memberikan kontribusi dalam proses tumbuh kembangnya. Hal ini pada akhirnya gagal dan sangat merugikan perkembangan anak itu sendiri.
Analogi yang lebih baik adalah analogi bibit tanaman. Pohon kecil yang ditanam di taman semuanya mirip. Tapi ternyata mereka semua berbeda. Ada pohon pinus, pohon apel dan pohon mangga. Kita tidak membentuk mereka melainkan merawatnya sesuai dengan karakteristik yang telah ada.
Kita perlu mencari tahu pohon jenis apa. Setelah itu mempelajari apa yang mereka perlukan dan menyediakan apa yang diperlukan tersebut. Mungkin pupuk yang sesuai dan pasokan air yang memadai sesuai dengan semua sifatnya agar mencapai pertumbuhan optimal.
Dalam hal ini mengelola, membentuk, mengarahkan dan mengajari mendapatkan porsi. Mengasuh dan mendidik adalah selubung yang melingkupi semua hal tersebut. Mengasuh dan mendidik memerlukan kecakapan untuk menentukan kapan saat terbaik untuk mengelola, membentuk, mengarahkan dan mengajari anak sehingga dengan begitu si anak bisa menemukan memunculkan potensi dan karakteristik terbaik yang telah ada dalam dirinya.
Bagaimana dengan Anda? Apakah selama ini Anda lebih banyak mengelola atau mengasuh? Masih ada waktu untuk mengubah diri dan mempelajari banyak hal untuk membantu anak kita mengembangkan potensi terbaik dirinya. Segeralah ambil tindakan.
Ariesandi
Komentar dan masukan tentang artikel ini akan sangat bermanfaat bagi semua orang. Silakan isi form komentar di bawah ini. Terimakasih sebelumnya !
Tubuh sehat, anak pun berprestasi dan percaya diri
Senangnya... bisa bertemu dengan para mama dan bertukar info seputar pengasuhan anak. Ya, pada bulan Oktober hingga Desember 2010 berlangsung acara Parenting Goes to School yang bertema “Tubuh sehat, anak berprestasi dan percaya diri”. Acara yang terselenggara berkat kerjasama antara majalah Parenting Indonesia dengan LG Washing Machine ini berlangsung di TKK Penabur – Gading Serpong, Planet Kidz - Menteng, Kidsports - Pondok Indah, serta Highscope Indonesia - T.B. Simatupang.
Sejak pukul 09.00, para mama sudah berkumpul. Bahkan, mereka ’sibuk’ berfoto ala cover dengan si kecil di booth Star Studio. Heboh lho! Bayangkan saja, tiba-tiba, banyak mama yang menjadi stylist dadakan saat mengarahkan gaya anaknya, sehingga mengundang tawa mama lain dan fotografer dari Star Studio dan iXist. Dan, pada pukul 10.00, MC, Arlingga Panega atau Arif Tirtosudiro, membuka acara, yang dilanjutkan dengan bagi-bagi hadiah pada para mama yang berhasil menjawab pertanyaan seputar majalah Parenting Indonesia.
Lalu, di TKK Penabur – Gading Serpong dan Highscope Indonesia – T.B. Simatupang, psikolog anak, Roslina Verauli, M.Psi., menyampaikan presentasinya. “Sebenarnya, peran mama lebih pada menjaga dan memberi rasa aman pada anak. Sedangkan, peran papa adalah membangun rasa percaya diri anak melalui aktivitas yang dilakukan bersama. Misal, mencuci mobil, main perang-perangan, atau bahkan berkunjung ke kantor papa. Jadi, Anda perlu bekerjasama dengan pasangan untuk mengatasi anak yang pemalu,” katanya. Sedangkan di Planet Kidz – Menteng dan Kisports – Pondok Indah, pembicara talkshow adalah Anna Surti Ariani, S.Psi. (Psikolog), yang menjelaskan tip dan trik membuat si kecil lebih percaya diri. Ternyata, mudah kok. Anda harus membiarkannya melakukan sesuatu sendiri. Selain itu, Anda perlu mengajak si kecil aktif bergerak melalui permainan dan olahraga yang dilakukan bersama seluruh anggota keluarga. “Seimbangkan waktu belajar dan bermainnya ya, agar si kecil benar-benar menikmati masa kecilnya. Ia pun akan tumbuh menjadi anak yang berprestasi sekaligus percaya diri,” ujarnya.
Nah, peserta mendapat info tambahan seputar cara menjaga kesehatan si kecil. Dan, LG Washing Machine ikut pula berperan penting lho. Menurut Dhita Ayuningtyas (Public Relations for LG Home Appliances Product), LG Washing Machine mampu menjaga si kecil dari serangan alergi. Plusnya lagi, mesin cuci ini ramah lingkungan, hemat energi, dan berfitur lengkap. Pilihan yang pas!
Lalu, MC meminta lima mama dan anaknya bermain bareng. Caranya? Si kecil mengambil pakaian sesuai jenisnya, dan mama ’memperagakan’ cara mencuci pakaian tersebut. Ternyata, tak mudah mencuci dengan benar ya. Buktinya? Banyak mama yang kurang tepat melakukannya. Akhirnya. Dhita menjelaskan cara mencucinya dengan tepat!
Dan, tibalah saat yang ditunggu-tunggu, yakni pembagian doorprize dan hadiah best dressed. Acara pun dilanjutkan dengan foto bersama. “Jangan lupa, di-tag di facebook yaaa,” kata salah seorang peserta yang tampak ’sibuk’ bergaya. Pulang dari acara, para peserta tampak heboh menenteng goodie bag dari Parenting Indonesia dan LG Washing Machine, membawa foto ala cover, serta belanjaan, berupa buku-buku dari PT Gaya Favorit Press. Sampai bertemu di acara berikutnya ya, Ma! -VR, GR, ICA, & AR Foto: VR, Lufti, Pricillia, & Astrid
Membesarkan anak yang optimis
Inilah 6 cara untuk membantu anak Anda mendapatkan yang terbaik dari hidupnya ¯ dan mengapa hal ini sangat penting.
Atasi masalah bersama Bagaimana Anda bisa menceriakan harinya atau membuat anak Anda tetap di jalur yang benar kalau dia sendiri yang tiba-tiba menyerah? Nah, ulurkan tangan Anda saat si kecil terjatuh. Misal, saat ia takut meluncur sendirian di waterpark, tetaplah berada di sampingnya sampai dia merasa cukup berani. Ketika ia sudah berani meluncur sendiri, katakan, “Asyik, kan, bisa meluncur sendirian?”
Berikan pandangan baru Usahakan membuat anak selalu melihat masalah dengan perspektif yang berbeda dan tidak membiarkan masalah tersebut mengendap. Ternyata, hal ini bisa mengatasi masalah anak yang suka berlama-lama memikirkan sesuatu.
Ajak bermain Membantu anak mengatasi rasa sedih? Mudah saja. Buatlah anak menjadi lebih ceria. Caranya? Tanyakan padanya seputar hal seru yang baru-baru ini Anda lakukan bersamanya, atau tentang buku yang bisa membuatnya terbahak-bahak.
Galilah potensi terbaik anak “Kenali sifat anak Anda,” begitu saran penulis buku The Optimistic Child, Martin Seligman, Ph.D. Ketika ia mau berbagi mainannya dengan anak lain, misalnya, katakan, “Wah, kamu baik sekali!” Anak-anak yang selalu mendapat dukungan penuh dan rangsangan dari orangtuanya akan memiliki rasa percaya yang besar terhadap dirinya sendiri.
Lakukan beberapa tugas detektif Seringkali si kecil belum cukup untuk menguasai keterampilan baru yang dibutuhkan untuk melakukan sesuatu. Akibatnya, anak jadi menyalahkan dirinya sendiri. Hal ini bisa menumbuhkan rasa pesimistis terhadap kemampuannya. Kalau anak Anda begitu ingin melakukan aktivitas tertentu, biarkan dia tahu dengan sendirinya bagaimana cara melakukan aktivitas tersebut dengan cara yang terbaik.
Lihat sisi baik Kalau Anda menginginkan anak Anda memiliki pandangan yang positif, Anda sendiri harus memiliki pandangan serupa. Dan, pastikan tindakan Anda merefleksikan pandangan Anda.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
• Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
• Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
• Infant (0-1 tahun)
• Toddler (2-3 tahun)
• Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
• Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
Pendidikan alternative sebagai pilihan
• Taman Kanak-kanak (TK)
• Raudatul Athfal (RA)
• Bustanul Athfal (BA)
• Kelompok Bermain (KB)
• Taman Penitipan Anak (TPA)
• Satuan PAUD Sejenis (SPS)
• Sekolah Dasar Kelas Awal (kelas 1,2,3)
• Bina Keluarga Balita
• Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
• Keluarga
• Lingkungan
Salam Silahturohmi
Blog Favorit
-
Hatta dan Robiah : Pasangan Konselor Keluarga dan Pembicara Parenting (Portofolio) - Hatta & Robiah memulai bahtera rumahtangga sejak tahun 2004 saat sama-sama belum selesai kuliah. Saat ini keduanya dikaruniai 6 putra-putri, dan tinggal d...8 bulan yang lalu
-
Berani Menikahkan Anak-anak Muda - Masih tentang muhasabah 13 tahun pernikahan. Setiap saya mengingat pernikahan kami, saya selalu trenyuh dengan para orangtua kami. Abah dan almh. Mamah sa...7 tahun yang lalu
-
Kemenangan di AYCC 2023: Laysa Meraih Emas dan Gelar WIM, Satria Duta Raih Perunggu dan Gelar FM di Turnamen Catur UAE - Kejuaraan Catur Remaja Asia (AYCC) 2023 yang berlangsung di Al Ain, Uni Emirat Arab, pada 12-22 Desember 2023 menjadi saksi kehebatan dan strategi para p...10 bulan yang lalu