entah kapan aku mulai menyukainya. seingatku waktu pertama kali aku suka membaca, aku ingin menuliskan banyak hal. kalau sekedar nulis diary, hampir setiap malam, kalau diaryku ditumpuk mungkin sudah ada lebih dari tujuh diary, jarang menulis diary semenjak menikah. mungkin karena ada teman diajak diskusi dan curhat kali ya ! jadi nggak perlu diary.
tapi bagiku bagus juga nulis diary, terkadang diwaktu isengku, aku buka diary lama ( jadul ), yang ada suara tertawa ngekek ku yang bakal terdengar, mengevaluasi gaya bahasa, sifat kekanak- kanakan, sampai kutemukan cinta monyet :)), banyak visi dan misi, serta cita cita sudah terencana rapi diusia muda. dan Alhamdulillah visi dan misi serta cita - cita itu sampai sekarang tidak berubah, tetap terpatri.
beberapa tulisan cerpen mini, pun ada, tapi karena penyimanan file yang tak rapi sempat hilang semua.
aku sama sekali tidak mengetahui metode menulis, mulai dari mana dan berujung pada apa?, aku hanya ingin bisa, dan banyak belajar, aku hanya ingin menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat bagi orang.
semenjak menikah keinginan menulis banyak hal semakin menjadi, terutama setelah mempunyai amanah, ingin mengethui ini dan itu, menjadikan aku menulis catatan kecil dari bukiu sebagai bahan refrensi,. aku ladeni dengan tulisan tangan, terkadang jari jari ku pegal, karena kami harus berbagi laptop dengan suami dan anak.
support suami tak henti hentinya, dia yang menyemangati untuk ketiadaan fasilitas,fasilitas bukan hambatan, jadikan motivasi bukan berhenti. menysukuri semuanya hal yang paling terbaik. jari - jariku sudah mulai lemas dan tak pegal lagi. ya aku ingin menulis banyak hal!
perkembangan pendidikan anak, dan penggalian potensi perempuan menjadi daya khayalku yang tinggi. setiap keliling kampung sebelah, belakang, mataku ingin mengamati banyak hal, mulai dari bertanya, jadi tempat curhat para ibu, kesusahan, dan lain - lain , semakin mendorongku untuk mewujudkan sesuatu.
satu hal yang paling aku takutkan yaitu kehilangan SEMANGAT, tapi karena postive thingking aku yakin, karena aku memiliki pendukung terhebat suami dan anak.
aku paling takut banget dikritik, dulu sebelum menikah, enak aja menulis apa aja, kalau diri sendiri yang menilai ya pasti bagus - bagus saja, makanya terkadang aku takut banget untuk sekedar menunjukan ke sahabat hasil coretan tanganku, walau selalu bilang bagus, ketidak siapan ku untuk dkritik menjadi penyakit, tapi suami sadar betul tanpa aku bilang, setiap tulisanku diam - diam dibaca, atau aku yang minta dikomentarii. sekarang sedikit terlatih untuk dikritik, ya kritikan adalah awal dari sebuah perubahan lebih baik. dan sekarang aku sudah mulai ingin menulis lagi, menulis lepas, menulis tanpa batas, semoga tidak menelantarkan kewajiban dan waktu.
mohon saran dan kritiknya ya !
0 komentar:
Posting Komentar